Tertegun malu akan sebuah pilihan
Menunggu kereta yang tak akan datang
atau terus berenang dalam kubangan lumpur
Ku mencoba beranjak meski terus terinjak
Ku mencoba berjuang meski masih terbuang
Aku ingin meledak
Seperti bom waktu ku terkucil
Lalu bau kematian tertiup angin yang kibarkan bendera setengah tiang
Aku bisa puas namun tak berharga
Aku ingin meledak
Seperti bom waktu ku terusik
Rasanya seperi sampah
Berandal Kere yang Terbuang
Laman
Selasa, 05 Agustus 2014
Rabu, 09 Juli 2014
Senyumku tak berdaya untuk semua
Tidak juga kau
Tangisku sengsarakan aku
Meski ribuan cinta mengoyak hati
Akulah pengecutnya
Bukan kau
Aku terjang badai yang mati
Di atas gurun gersang
Biar mulut mereka bicara
Tulikanlah telinga
Butakanlah mata
Agar hati tetap terpenjara
Sementara engkau membeku
Dalam sepinya cintaku
Seperti mengarungi samudera
Dengan dayung dan sampan
Aku miskin
Namun tekadku lebih luas dari samudera
Dan masih terus mendayung
Tidak juga kau
Tangisku sengsarakan aku
Meski ribuan cinta mengoyak hati
Akulah pengecutnya
Bukan kau
Aku terjang badai yang mati
Di atas gurun gersang
Biar mulut mereka bicara
Tulikanlah telinga
Butakanlah mata
Agar hati tetap terpenjara
Sementara engkau membeku
Dalam sepinya cintaku
Seperti mengarungi samudera
Dengan dayung dan sampan
Aku miskin
Namun tekadku lebih luas dari samudera
Dan masih terus mendayung
Minggu, 29 Juni 2014
Aku tak Peduli
Dekat seperti tidak ada
Ada, mungkin tak berguna
Tidak ada jadi merdeka
Sepi menjadi sunyi
Hidup hanya meratapi dinding
yang penuh coretan
dari kertas hati yang kian bersih
Biarlah melangkah
Walau tanpa tujuan, waktu, atau papun itu
Aku ingin tersesat dan hilang
Pedulikah air mata pada mata air yang penuhi telaga
Ada, mungkin tak berguna
Tidak ada jadi merdeka
Sepi menjadi sunyi
Hidup hanya meratapi dinding
yang penuh coretan
dari kertas hati yang kian bersih
Biarlah melangkah
Walau tanpa tujuan, waktu, atau papun itu
Aku ingin tersesat dan hilang
Pedulikah air mata pada mata air yang penuhi telaga
Jumat, 27 Juni 2014
Oleh Mereka Aku ini apa ?
Oleh mereka aku ini apa ?
Pengusaha, pejabat, ataukah Presiden
Mungkin hanya gelandangan yang belum makan 3 hari
Oleh mereka aku ini apa ?
Tokek, biawak, ataukah buaya
Mungkin hanya seekor cicak yang tiadak bisa merayap di dinding
Dan hanya bisa memutuskan ekornya
Oleh meraka aku ini apa ?
Kotoran, bangkai, ataukah sampah plastik
Mungkin hanya mungkin hanya ludah yang kalian buang
Terkadang aku terbuang
Terkadang aku tidak dibutuhkan
Terkadang aku hanyalah sampah
Namun kata terkadang berganti menjadi "selalu"
Pengusaha, pejabat, ataukah Presiden
Mungkin hanya gelandangan yang belum makan 3 hari
Oleh mereka aku ini apa ?
Tokek, biawak, ataukah buaya
Mungkin hanya seekor cicak yang tiadak bisa merayap di dinding
Dan hanya bisa memutuskan ekornya
Oleh meraka aku ini apa ?
Kotoran, bangkai, ataukah sampah plastik
Mungkin hanya mungkin hanya ludah yang kalian buang
Terkadang aku terbuang
Terkadang aku tidak dibutuhkan
Terkadang aku hanyalah sampah
Namun kata terkadang berganti menjadi "selalu"
Selasa, 17 Juni 2014
Hutan Bambu part 1
Deburan ombak menyisir tepiannya
Halimun menyelimuti hutan bambu
Saat mentari mulai mengintip
Namun dewi malam malu untuk pulang
Hembusan demi hembusan angin
Membelai pucuk-pucuk daun bambu nan mungil
Bersama kicauan burung yang menggugah
Ke depan dan ke belakang
Pohon-pohon bambu mulai mengikuti siulan mereka
Jalan setapak pun tak lekang dari mandi paginya
Oleh ribuan embun
Bersama tutur sesepuh
Kunikmati secangkir kopi
Di bawah puluhan rumput raksasa nan rindang
Halimun menyelimuti hutan bambu
Saat mentari mulai mengintip
Namun dewi malam malu untuk pulang
Hembusan demi hembusan angin
Membelai pucuk-pucuk daun bambu nan mungil
Bersama kicauan burung yang menggugah
Ke depan dan ke belakang
Pohon-pohon bambu mulai mengikuti siulan mereka
Jalan setapak pun tak lekang dari mandi paginya
Oleh ribuan embun
Bersama tutur sesepuh
Kunikmati secangkir kopi
Di bawah puluhan rumput raksasa nan rindang
Kamis, 05 Juni 2014
Belati Berkarat
Tak kira kau tusuk dari belakang
Tak kira kau tikam jantung
Tak kira kau sayat nadi
Kau memang tua
Dan kau lebih ganas di masa tuamu
Tumpul namun kejam
Beringas ujung matamu
Kau sudah tak guna bagiku
Namun kau masih mencoba mengoyakku
Dasar belati tua !!!
Tak kira kau tikam jantung
Tak kira kau sayat nadi
Kau memang tua
Dan kau lebih ganas di masa tuamu
Tumpul namun kejam
Beringas ujung matamu
Kau sudah tak guna bagiku
Namun kau masih mencoba mengoyakku
Dasar belati tua !!!
Minggu, 25 Mei 2014
Pengecut
Wajahmu harus kuludahi
Rambutmu harus kujambak
Matamu harus kucongkel
Namun apa daya
Ku hanya mampu memandangimu dari jauh
Bibir mungil dan mata bersinar
di bawah balutan jilbab
Ku sampaikan seribu kata indah
Agar kau mengerti isi hatiku
yang tak mampu menyentuh bahkan merabamu
Bukan maksudku membingungkanmu
Hanya penasaran
Seperti mancari jarum dalam jerami
Namun sudah sedekat nyawa
Pergi jika kau mau pergi
Aku sudah tak sanggup
Aku sudah tak berani
Meneruskan dayungan perahu ke pulau itu
Mustahil
Rambutmu harus kujambak
Matamu harus kucongkel
Namun apa daya
Ku hanya mampu memandangimu dari jauh
Bibir mungil dan mata bersinar
di bawah balutan jilbab
Ku sampaikan seribu kata indah
Agar kau mengerti isi hatiku
yang tak mampu menyentuh bahkan merabamu
Bukan maksudku membingungkanmu
Hanya penasaran
Seperti mancari jarum dalam jerami
Namun sudah sedekat nyawa
Pergi jika kau mau pergi
Aku sudah tak sanggup
Aku sudah tak berani
Meneruskan dayungan perahu ke pulau itu
Mustahil
Langganan:
Postingan (Atom)